CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3


CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3, Hasrat-Bispak33 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi betul-betul mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengerti bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali jika burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang lantas tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhenti saat tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ujarnya ingin nyepong. Kapan keluarnya bila dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam terus menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah serta mengaduh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut pada saat saya lagi usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal di Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman gak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali saat saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu udah ada di sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat bercakap secara terang.

Telat, Pandu telah menguak rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi kalaupun dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak makin cepat. Dua pelajar bobrok ini bakal selekasnya melumatku dalam gudang ini, tetapi yang amat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Semestinya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku buat memikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Selanjutnya dengan peringkat ke-2 kakiku yang terus sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan dongkol saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semuanya tehnik oralku biar Pandu cepat capai pucuk serta selanjutnya dia tak turut nikmati lubang vaginaku seusai Dedi tuntas nikmati badanku. Saat itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya gak berani menjawab, gak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, namun saya gak ingin kelak rekan temanku khususnya Jenny jadi ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan lagi mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bakal diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengesah terhenti saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, memunculkan kesan yang aneh sewaktu saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah serta terus mengerang terhambat, tetapi saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah dan meronta kesakitan sewaktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi di saat saya melihat ke belakang untuk memandang apa yang sedang dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh ingin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Udah, tak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhenti, tetapi sekarang saya gak punyai alternatif lain, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang benar kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta mendorong bibir vaginaku.

Badanku menyebutng sebentar waktu penis Dedi memisah lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan seterusnya saya selalu usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh ketahan, serta saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya mesti tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mencegah mual karena berbau apek yang mengenai hidungku, pun saya mesti meredam terasa sakit berbaur nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharapkan pengidapanku ini selekasnya usai. Saya pun mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tak lecek serta basah oleh keringatku sehabis saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya kumpulkan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia ingin membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia tidak sanggup menghentikan keasyikan service oralku.

Namun saya tidak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mengendalikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, namun saya tidak ingin Pandu berhasil lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya sangat dongkol kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menundukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan teknik yang serupa buat melepaskan kedongkolanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis dalam mulutku ini kendati pun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum pula usai dengannya.

Saya selalu mengisap serta mengisap penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta di saat saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama sepertiseperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergeletak sehabis saya dan beberapa pujaan hatiku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya dapat meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti gak percaya dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking berangnya.

Situasi di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya sangat sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya harus membereskan diriku dalam toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas mengusung rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma disekitaran pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung makeup tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berubah telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tau-tau sakit di perut, jadi gak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak mau tertiban tragedi buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza udah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas kembali ke arah ke kelas buat mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya terasa sedikit gak nikmat lantaran saya harus bohong di Jenny yang demikian mencermati serta mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terpilih, dibanding ada yang dengerin percakapan kami saat saya mengatakan apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat saya berada di toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tidak lama setalah itu Jenny udah kembali repot merayu serta menghinaku bab Andy. Apa lagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang mestinya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah menarikku, dan saya telah kehilangan akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus melakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih ada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia pikirkanku? Tau-tau saya telah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali sayang deh… hingga sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen omong apa ya… saya ingin omong, kalaupun Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sekalian mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was kalaupun kalau Jenny sungguh-sungguh lewat kata tuturnya, serta saya dan selalu merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tidak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat berujar apa manalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari membenahi semua buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana menyambat sewaktu saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Maka itu gak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA CANTIK PART3

Saya memandang ke seputarku, rupanya memanglah kelasku ini telah kosong kecuali kami bertiga. Namun tetap juga saya risau kalaupun ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya tidak pengin Andy dengar gosip yang tak tidak, saya gak mau hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya tidak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang udah tarik tanganku.

Saya telah tak miliki argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi risi saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terlintas tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sehabis kami bertiga usai minum, kami selekasnya bayar pesanan kami serta minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama