CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2, Hasrat-Bispak33 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tidak mau menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terjepit kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, dan tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kesenangan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan perkataan saya tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu jadi nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu hal yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta begitu nikmat, sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta tidak diduga saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Benar-benar saya belum mengetahui banyak berkenaan tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi tidak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, lebih lama jadi cepat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, cuman dapat ndesah serta njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Terbayang pemikiran begitu dalam kepala saya. Tetapi saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apakah nampaknya saya. Muka saya pastilah tampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya suka ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin jadi gairah. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa tujuannya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Namun tidak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian senang nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa gantengg saya saat saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya serta bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sembari mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kebolehan saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti tidak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur serta menempel di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi cocok berantakan seperti ini. Saya sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, nyatanya ibu pemilik sewaan kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan begitu? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya hiraukan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya segera membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, serta mandi…ngguyur sekujur badan, basuh muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya harusnya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Namun yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, kapan pun saya penting uang, saya tidak kembali malas-segan tawarkan tubuh saya ke lelaki.  ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Telah malam, serta saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sembari menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang berada pada sana, cuman ia dan seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dicarter lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani dari sana. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama kalinya?"


"Ah, gak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir sekedar kerja sesuai ini lebih ringan mendapat duit. Saya  tak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Serta setelah itu, saya mendapat uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian mempunyai pengalaman selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu kepentingan rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Umpamanya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya kali cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pula jadi semakin tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun udah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, pada saat muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seseorang penari juga.  Sekedar masa itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pula simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat lihat dan memuji dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali sebab itu  Juragan selalu memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka kalaupun dapat membuat Juragan suka. Kian hari saya kian terlarut di kehidupan menjadi penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan hasrat lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya terus mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih tetap melaksanakannya karena hanya duwit. Semakin lama saya semakin kritis. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG SEKSI PART2

Telah tak terhitung orang yang buang benih di kandung saya. Saya juga semakin berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya lantas hamil… Alamiah, bila ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya lagi melacur meski perut saya menjadi membesar. Serta saya pun selalu hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, serta beliau nampak lumayan waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruhnya konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pun gak tahu. Karena mungkin setelah Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari gantenggnya risau. Rasanya saya mau membikin beliau tidak panik. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi momen yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun masih tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Pastilah ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun sebab masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Namun anakmu…" Juragan katakan itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu gak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama